Sebahagian orang akan berkata,"Saya belum lama iltizam (komitmen) dengan islam. Saya khawatir tidak tegar saat menghadapi banyak cobaan atau tidak sabar terhadapnya.
Kepada orang seperti itu, saya sitir sabda Rasulullah saw,
"Barangsiapa meminta kesabaran, Allah membuatnya sabar."
(Diriwayatkan Al-Bukhari,Muslim,Abu Dawud,At-Tirmidzi,An-Nasai,Ahmad,Malik,Ad-Darimi
,dan Al-Baihaqi).
Dan, sabda Rasulullah saw,
"Barangsiapa menginginkan kebaikan, ia diberi kebaikan. Dan, barangsiapa menjauhi
keburukan, ia dilindungi darinya."
Siapa berusaha menyiapkan sarana-sarana kemenangan, Allah ta'ala memberinya kemenangan. Dan, siapa mengerjakan sarana-sarana kehinaan, ia mendapatkan kehinaan. Allah ta'ala berfirman,
"Dan Allah tidak menganiaya mereka, tapi mereka yang menganiaya diri mereka sendiri".
(An-Nahl : 33)
Akhi, aktivis islam, Anda harus meningkatkan kesabaran, dengan cara menyiapkan jiwa Anda untuk bersabar, niscaya jiwa Anda bersabar pada suatu waktu, bahkan menjadi jiwa yang ridha, insya Allah. Salah seorang generasi salaf berkata."Saya membawa jiwaku kepada Allah dalam keadaan menangis. Saya terus-menerus membawanya kepada-Nya, hingga akhirnya ia pulang kepadaku dengan tertawa."
Jika kelelahan Anda memuncak , cobaan Anda semakin meningkat dari hari ke hari, musibah datang beruntun kepada Anda, jiwa Anda yang selalu memerintahkan kepada keburukan itu memprovokasi Anda untuk "memilih" dunia, dan jiwa Anda membangkang kepada Anda, maka Anda harus mengendalikan jiwa Anda, dan merespon seruan Allah ta'ala dengan ridha, setelah sebelumnya ogah-ogahan.
Katakan kepada jiwa Anda,"Anda sudah melangkah sedemikian jauh di perjalanan menuju Allah dan perjalanan tidak lama lagi berakhir.Bersabarlah!
jiwaku, jangan sia-siakan amal shalihmu di masa lalu, tidak tidur bermalam-malam dan berhari-hari, dan lelah bertahun-tahun, hanya dalam tempo sesaat dengan gegabah. Sabar itu sebentar. Karena itu, bersabarlah! Cobaan itu laksana tamu. Biasanya, tamu itu tidak lama berada di rumah yang dikunjunginya. Betapa indah pujian dan sanjungannya kepada tuan rumah yang dermawan. Wahai kaki yang sabar, teruslah beramal! Tidak lama lagi pekerjaan akan selesai."
Anda mesti bersikap terhadap diri Anda, seperti dikerjakan Bisyr Al-Hafi terhadap murid-muridnya, yang ikut bepergian bersamanya, pada suatu waktu. Di tengah jalan, salah seorang muridnya kehausan, lalu berkata kepada Bisyr Al-Hafi,"Bolehkah saya minum air sumur ini?" Bisyr Al-Hafi berkata' "Sabarlah, sampai ketemu sumur lain!"Ketika Bisyr Al-Hafi dan rombongan tiba di sumur yang lainnya, Bisyr Al-Hafi berkata,"Sabarlah, sampai ketemu sumur lain!"Setiap kali tiba di salah satu sumur lain!"Lalu, Bisyr Al-Hafi berkata kepada muridnya yang kehausan itu,"Beginilah, cara melintasi dunia."
Anda berkata kepada jiwa Anda,"Sungguh, fajar pahala telah merekah dan malam cobaan telah berlalu. Pengembara disanjung, karena telah melewati kegelapan malam. Ketika matahari pahala terbit, ia tiba di tempat aman,"seperti dikatakan Ibnu Al-Jauzi rahimahullah.
Saya terpikat dengan kata-kata agung yang sering diucapkan Imam Ahmad rahimahullah."Ini bukan sembarang makanan dan minuman. Namun, hari-hari yang sebentar."
Kalimat pendek ini perlu direnungkan dan dikaji, dengan mendalam.
Anda juga perlu berkata kepada jiwa Anda,"Tidakkah engkau lihat menusia ditimpa musibah lebih berat dari musibah yang menimpamu, tapi mereka tidak diberi pahala dan kesabaran oleh Allah? Biasanya, mereka sedih,kalut,sesak dada,dan gila,gara-gara musibah itu. Apakah engkau tidak pernah mendengar informasi mobil yang ditumpangi satu keluarga tenggelam di sungai dan mereka semua meninggal dunia seketika? Apakah musibahmu sebanding dengan musibah mereka?
Barangkali, musibah terberatmu ialah dibunuh musuh. Itupun kehormatan dan kehidupan paling mahal, bukan musibah. Engkau juga tidak merasakan penderitaan dan sakit, karena musibah itu. Musibah itu hanya berupa satu atau beberapa timah panas yang mengoyak tubuhmu dan engkau tidak merasakan apa-apa selain seperti menyentuh timah, seperti disabdakan Rasulullah saw.
Apa sih yang bisa dilakukan musuh terhadapmu? Mareka cuma sekedar memenjarakanmu sebulan,atau dua bulanmatau setahun, atau beberapa tahun, atau seumur hidup. Engkau beruntung menghabiskn umurmu di jalan Allah ta'ala dan mengikuti jalan hidup Nabi Yusuf as, yang mendekam beberapa tahun di penjara.
Hai jiwaku, tidakkah engkau lihat ribuan menusia dijebloskan ke penjara, justru karena mereka bermaksiat kepada Allah ta'ala? engkau harus bangga bahwa engkau diuji, karena ketaatanmu kepada Allah azza wa jalla. Engkau lihat si A divonis hukuman gantung, gara-gara melampiaskan syahwat hinanya, yaitu memperkosa wanita. Si B divonis hukuman seumur hidup, sebab akrab dengan setan dan NARKOBA.
Pikirkan ribuan manusia, bahkan orang-orang kafir, yang lumpuh atau buta! Mereka mengalami cobaan, lebih berat dari cobaanmu. Bisa jadi,cobaan selama beberapa bulan atau tahun menjadikanmu memperoleh kedudukan tinggi dalam agama, engkau kenal Allah ta'ala dan perintah-Nya, serta mencapai kedudukan orang-orang ahli ibadah,orang-orang zuhud, dan orang-orang khusyuk. Banyak aktivis islam, yang justru sanggup mengerjakan
qiyamul lail saat berada di situasi sulit. Banyak juga aktivis yang memahami Al-Quran,tujuannya, dan hikmahnya yang mencegangkan saat ia berada di situasi genting. Ia juga dapat menghapalnya dan mempelajari tafsirnya. Ada lagi perolehan puncak, yaitu ia meraih banyak ilmu, yang tidak dapat dipelajari seseorang dari buku atau koran. Ia juga mendapatkan makna-makna, yang tidak ia ketahui dan rasakan manisnya, kendati ia membaca,mempelajari dan menghapalnya. Yaitu makna-makna, seperti tawakal,taubat,takut kepada Allah ta'ala,keyakinan dan ridha.
Semoga Allah merahmati Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang berkata,
"Tamanku ada di hatiku.
Ke mana aku pergi,tamanku selalu bersamaku,tidak pernah berpisah denganku. Jika aku dipenjara, maka itu saat terbaik bagiku untuk menyendiri bersama diriku. Jika aku dibunuh, aku mati syahid. Jika aku diusir dari negeriku, maka itu rekreasi".
Hendaknya aktivis islam berkata seperi dikatakan Ibnu Al-Jauzi rahimahullah saat berdialog dengang Tuhannya,"
Betapa beruntungnya aku dengan apa yang diambil dariku jika hasilnya ialah aku dapat berlindung kepada-Mu. Betapa benyaknya perolehanku jika hasilnya ialah aku bisa berduaan dengan-Mu. Betapa damainya aku, jika Engkau menjadikanku tidak butuh kepada makhluk. Aku menyesali waktu yang hilang tidak untuk mengabdi dan taat kepada-Mu.
Dulu,
jika aku bangun waktu subuh, maka tidurku semalam suntuk tidak menyakitkanku. Jika waktu siang habis, aku tidak merasa sakit atas hilangnya siang itu. Aku tahu itu semua terjadi pada diriku, disebabkan penyakit berat. Sekarang, angin kesembuhan telah bertiup, lalu aku merasakan sakit dan mendambakan kesehatan. Ini sungguh nikmat agung. Sempurnakan kesembuhan untukku!"