Pages

Thursday, December 29, 2011

-Ustaz Ali Fathullah- Muhasabah diri..

Hari berganti minggu, bulan demi bulan berlalu, dan kita pun Alhamdulillah, syukur kepada Allah, sampai hampir di penghujung tahun 2011.
Esok tengah malam, jika Allah mengizinkan kita hidup, kita akan memasuki tahun yg baru, peruntukkan atau bajet umur yg baru, untuk kita jadikan modal bagi menambahkan lagi bekalan yg akan kita bawa ketika kita berjumpa dengan Allah nanti, kita tidak tahu bila, tetapi ia pasti.
Allah telah mengingatkan kita semua:

8. Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, ia pasti akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (S. al Jumuah/ :8)

Dengan asas kefahaman ini, tentu kita tidak akan mengorbankan akhirat dengan dunia, kebahagiaan abadi dengan kesenangan yang fana.

Kegembiraan menyambut awal tahun baru di saat-saat berakhirnya 2011, hendaklah dijadikan sebagai bentuk rasa syukur atas masa lalu, dan sekaligus sebagai bentuk harapan untuk menjadikan masa hadapan yg lebih baik. Bukan bentuk kesia-siaan dan kedurhakaan kepada Allah yang telah memberi kita berbagai nikmat.
Allah telah mengingatkan kita semua

9. Wahai orang-orang Yang beriman! janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintahNya). dan (ingatlah), sesiapa Yang melakukan hal itu, maka ia termasuk golongan orang-orang yang rugi.” (S. al Munafiqun/:9)

Kaum muslimin/mat yg dirahmati Allah!
Mengingati masa yang telah berlalu, begitu banyak nikmat2 yang Allah beri, yang telah kita rasakan sepanjang kehidupan selama ini; nikmat panjang umur, nikmat sihat tubuh badan dan yang lebih penting lagi, nikmat hidayah, nikmat iman dan Islam.
Sudahkah kita mengiringi setiap nikmat itu dengan mensyukurinya? Sebelum kita mengharap agar Allah memberi kita, lagi banyak nikmat di tahun2 akan datang?.

Allah telah berfirman:

7. Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (S. Ibrahim/14:7)

Setiap kita ingin menjadikan tahun hadapan lebih baik dari tahun ini. Jika kita mahu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya, niscaya Allah akan memberi apa yang kita cita-citakan;

Kaum muslimin/mat yg dirahmati Allah!

Rasulullah saw mengingatkan kita agar sentiasa melakukan perhitungan diri atau muhasabah, dan menjauhi sikap mengikuti hawa nafsu dan berangan-angan kosong, jika ingin berjaya.

Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa Baginda bersabda,

‘Orang yang bijak ialah yang menghisab (mengira) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedang orang lemah ialah yang menundukkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’)

Dalam Al-Qur’an, Allah swt. memberi peringatan:

“Wahai orang-orang yang beriman! bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari Akhirat). dan (sekali lagi diingatkan): bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuannya akan segala yang kamu kerjakan. dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah melupakan (perintah-perintah) Allah, lalu Allah menjadikan mereka melupakan (amal-amal Yang baik untuk menyelamatkan) diri mereka. mereka itulah orang-orang Yang fasik - derhaka.” (Maksud firman Allah S. al Hasyr/59:18-19)

Umar r.a. ada mengingatkan: “Hisablah (kiralah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk menghadapi hari aradh akbar (hari perhitungan di hari kiamat).”

Marilah sama-sama kita melakukan muhasabah, agar tahun hadapan lebih baik dari tahun ini, agar hidup kita yg baki benar-benar memberi manfaat maksimal bg kejayaan d akhirat nnti.

Tuesday, December 20, 2011

Bagaimana Kiat Tegar Menghadapi Cobaan?

            Sebahagian orang akan berkata,"Saya belum lama iltizam (komitmen) dengan islam. Saya khawatir tidak tegar saat menghadapi banyak cobaan atau tidak sabar terhadapnya.

             Kepada orang seperti itu, saya sitir sabda Rasulullah saw,

            "Barangsiapa meminta kesabaran, Allah membuatnya sabar."
            (Diriwayatkan Al-Bukhari,Muslim,Abu Dawud,At-Tirmidzi,An-Nasai,Ahmad,Malik,Ad-Darimi
            ,dan Al-Baihaqi).

            Dan, sabda Rasulullah saw,

            "Barangsiapa menginginkan kebaikan, ia diberi kebaikan. Dan, barangsiapa menjauhi
             keburukan, ia dilindungi darinya."

             Siapa berusaha menyiapkan sarana-sarana kemenangan, Allah ta'ala memberinya kemenangan. Dan, siapa mengerjakan sarana-sarana kehinaan, ia mendapatkan kehinaan. Allah ta'ala berfirman,

              "Dan Allah tidak menganiaya mereka, tapi mereka yang menganiaya diri mereka sendiri".
               (An-Nahl : 33) 

              Akhi, aktivis islam, Anda harus meningkatkan kesabaran, dengan cara menyiapkan jiwa Anda untuk bersabar, niscaya jiwa Anda bersabar pada suatu waktu, bahkan menjadi jiwa yang ridha, insya Allah. Salah seorang generasi salaf berkata."Saya membawa jiwaku kepada Allah dalam keadaan menangis. Saya terus-menerus membawanya kepada-Nya, hingga akhirnya ia pulang kepadaku dengan tertawa."

              Jika kelelahan Anda memuncak , cobaan Anda semakin meningkat dari hari ke hari, musibah datang beruntun kepada Anda, jiwa Anda yang selalu memerintahkan kepada keburukan itu memprovokasi Anda untuk "memilih" dunia, dan jiwa Anda membangkang kepada Anda, maka Anda harus mengendalikan jiwa Anda, dan merespon seruan Allah ta'ala dengan ridha, setelah sebelumnya ogah-ogahan.

              Katakan kepada jiwa Anda,"Anda sudah melangkah sedemikian jauh di perjalanan menuju Allah dan perjalanan tidak lama lagi berakhir.Bersabarlah!

              jiwaku, jangan sia-siakan amal shalihmu di masa lalu, tidak tidur bermalam-malam dan berhari-hari, dan lelah bertahun-tahun, hanya dalam tempo sesaat dengan gegabah. Sabar itu sebentar. Karena itu, bersabarlah! Cobaan itu laksana tamu. Biasanya, tamu itu tidak lama berada di rumah yang dikunjunginya. Betapa indah pujian dan sanjungannya kepada tuan rumah yang dermawan. Wahai kaki yang sabar, teruslah beramal! Tidak lama lagi pekerjaan akan selesai."

               Anda mesti bersikap terhadap diri Anda, seperti dikerjakan Bisyr Al-Hafi terhadap murid-muridnya, yang ikut bepergian bersamanya, pada suatu waktu. Di tengah jalan, salah seorang muridnya kehausan, lalu berkata kepada Bisyr Al-Hafi,"Bolehkah saya minum air sumur ini?" Bisyr Al-Hafi berkata' "Sabarlah, sampai ketemu sumur lain!"Ketika Bisyr Al-Hafi dan rombongan tiba di sumur yang lainnya, Bisyr Al-Hafi berkata,"Sabarlah, sampai ketemu sumur lain!"Setiap kali tiba di salah satu sumur lain!"Lalu, Bisyr Al-Hafi berkata kepada muridnya yang kehausan itu,"Beginilah, cara melintasi dunia."

              Anda berkata kepada jiwa Anda,"Sungguh, fajar pahala telah merekah dan malam cobaan telah berlalu. Pengembara disanjung, karena telah melewati kegelapan malam. Ketika matahari pahala terbit, ia tiba di tempat aman,"seperti dikatakan Ibnu Al-Jauzi rahimahullah.

            Saya terpikat dengan kata-kata agung yang sering diucapkan Imam Ahmad rahimahullah."Ini bukan sembarang  makanan dan minuman. Namun, hari-hari yang sebentar."

            Kalimat pendek ini perlu direnungkan dan dikaji, dengan mendalam.

            Anda juga perlu berkata kepada jiwa Anda,"Tidakkah engkau lihat menusia ditimpa musibah lebih berat dari musibah yang menimpamu, tapi mereka tidak diberi pahala dan kesabaran oleh Allah? Biasanya, mereka sedih,kalut,sesak dada,dan gila,gara-gara musibah itu. Apakah engkau tidak pernah mendengar informasi mobil yang ditumpangi satu keluarga tenggelam di sungai dan mereka semua meninggal dunia seketika? Apakah musibahmu sebanding dengan musibah mereka?

              Barangkali, musibah terberatmu ialah dibunuh musuh. Itupun kehormatan dan kehidupan paling mahal, bukan musibah. Engkau juga tidak merasakan penderitaan dan sakit, karena musibah itu. Musibah itu hanya berupa satu atau beberapa timah panas yang mengoyak tubuhmu dan engkau tidak merasakan apa-apa selain seperti menyentuh timah, seperti disabdakan Rasulullah saw.

                Apa sih yang bisa dilakukan musuh terhadapmu? Mareka cuma sekedar memenjarakanmu sebulan,atau dua bulanmatau setahun, atau beberapa tahun, atau seumur hidup. Engkau beruntung menghabiskn umurmu di jalan Allah ta'ala dan mengikuti jalan hidup Nabi Yusuf as, yang mendekam beberapa tahun di penjara.

                Hai jiwaku, tidakkah engkau lihat ribuan menusia dijebloskan ke penjara, justru karena mereka bermaksiat kepada Allah ta'ala? engkau harus bangga bahwa engkau diuji, karena ketaatanmu kepada Allah azza wa jalla. Engkau lihat si A divonis hukuman gantung, gara-gara melampiaskan syahwat hinanya, yaitu memperkosa wanita. Si B divonis hukuman seumur hidup, sebab akrab dengan setan dan NARKOBA.

                Pikirkan ribuan manusia, bahkan orang-orang kafir, yang lumpuh atau buta! Mereka mengalami cobaan, lebih berat dari cobaanmu. Bisa jadi,cobaan selama beberapa bulan atau tahun menjadikanmu memperoleh kedudukan tinggi dalam agama, engkau kenal Allah ta'ala dan perintah-Nya, serta mencapai kedudukan orang-orang ahli ibadah,orang-orang zuhud, dan orang-orang khusyuk. Banyak aktivis islam, yang justru sanggup mengerjakan qiyamul lail saat berada di situasi sulit. Banyak juga aktivis  yang memahami Al-Quran,tujuannya, dan hikmahnya yang mencegangkan saat ia berada di situasi genting. Ia juga dapat menghapalnya dan mempelajari tafsirnya. Ada lagi perolehan puncak, yaitu ia meraih banyak ilmu, yang tidak dapat dipelajari seseorang dari buku atau koran. Ia juga mendapatkan makna-makna, yang tidak ia ketahui dan rasakan manisnya, kendati ia membaca,mempelajari dan menghapalnya. Yaitu makna-makna, seperti tawakal,taubat,takut kepada Allah ta'ala,keyakinan dan ridha.

Semoga Allah merahmati Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang berkata, 

"Tamanku ada di hatiku.Ke mana aku pergi,tamanku selalu bersamaku,tidak pernah berpisah denganku. Jika aku dipenjara, maka itu saat terbaik bagiku untuk menyendiri bersama diriku. Jika aku dibunuh, aku mati syahid. Jika aku diusir dari negeriku, maka itu rekreasi".


                   Hendaknya aktivis islam berkata seperi dikatakan Ibnu Al-Jauzi rahimahullah saat berdialog dengang Tuhannya,"Betapa beruntungnya aku dengan apa yang diambil dariku jika hasilnya ialah aku dapat berlindung kepada-Mu. Betapa benyaknya perolehanku jika hasilnya ialah aku bisa berduaan dengan-Mu. Betapa damainya aku, jika Engkau menjadikanku tidak butuh kepada makhluk. Aku menyesali waktu yang hilang tidak untuk mengabdi dan taat kepada-Mu.

                     Dulu, jika aku bangun waktu subuh, maka tidurku semalam suntuk tidak menyakitkanku. Jika waktu siang habis, aku tidak merasa sakit atas hilangnya siang itu. Aku tahu itu semua terjadi pada diriku, disebabkan penyakit berat. Sekarang, angin kesembuhan telah bertiup, lalu aku merasakan sakit dan mendambakan kesehatan. Ini sungguh nikmat agung. Sempurnakan kesembuhan untukku!"

Tuesday, December 6, 2011

Insya Allah, Penderitaan Sirna dan Yang TerSisa adalah Pahala

                                   Akhi, aktivis Islam.. Ketahuilah, Anda akan nerasakan kelelahan luar biasa dan mendapatkan cobaan demi cobaan saat berjalan di jalan kebenaran dan berkiprah di aktivitas untuk Islam. Tapi, jika anda tegar di atas kebenaran dan bersabar mengadapi cobaan, maka penderitaan sirna, kelelahan hilang, dan yang tersisa adalah pahala bagi anda, insya Allah.

                                  Bukankah orang yang berpuasa di tengah terik matahari itu hilang rasa hausnya ketika ia meneguk seteguk air ketika berbuka puasa? Saat itu, ia mengulang-ulang doa yang pernah diajarkan Rasulullah saw,

"Rasa haus telah hilang, urat-urat telah basah, dan yang tersisa adalah pahala, insya Allah."

                                 Ketika Anda menginjakkan kaki di Syurga, saat itu pula segala kelelahan yang pernah Anda rasakan, duka yang dulu mendera Anda, dan luka yang Anda alami di jalan Allah ta'la sirna seketika. Saat itu, dikatakan kepada Anda, "Apakah Anda pernah merasakan penderitaan sebelum ini?" Anda menjawab setelah dicelup sekali ke Syurga."Demi Allah, saya tidak pernah merasakan penderitaan sebelum ini."
                                Kelelahan dan penderitaan Anda tidak ada lagi, sebab segalanya berubah menjadi kegembiraan, kebahgiaan dan kenikmatan. Anda juga mendapatkan pahala, Allah ta'la menambahkan karunia-Nya kepada Anda, dan memuliakan Anda, sesuai dengan kemuliaan dan kedermawanan-Nya. Saat itu, Anda berharap seandainya Anda dulu mencurahkan tenaga dan lelah lebih banyak lagi di jalan agama Anda.

                             

                           Anda juga berharap seandainya di dunia dulu Anda tidak tidur lebih lama demi agama, bepergian lebih lama, dan berkorban lebih banyak di jalan Allah ta'la. Tidak hanya itu, Anda berharap seperti Syahid, yaitu dikembalikan ke dunia untuk dibunuh di jalan-Nya, hidup lagi, dibunuh lagi, hidup lagi,dibunuh lagi, dan seterusnya, karena Anda melihat kemuliaan dan bagaimana Allah ta'la memuliakan Syuhada'




Tausyiyah untuk Aktivis Islam - Dr. Najih Ibrahim